EA Is Killing FIFA Mobile On Home windows Telephone In November

EA Is Killing FIFA Mobile On Home windows Telephone In November. “EA Is Killing FIFA Mobile On Home windows Telephone In November” is published by Danial Vonwiller.

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Milan Gatusso setelah partai di San Paolo

Sebetulnya coach gatusso ini menginginkan Milan yang dia tangani ini menjadi tim yang seperti bagaimana karena jelas hasil yang diraih adalah hasil negatif.

Mari saya analisa dari pertandingan di San Paolo kandang Napoli kemarin apakah atau lebih tepatnya bisakah partai Napoli - Milan di San Paolo dinilai dengan catatan positif ?.

Sabtu yang lalu Milan memulai pertandingan serie A mereka dengan kekalahan 3–2 dari Runner up Serie A tahun lalu. Anak asuh Gennaro Gattuso memberikan harapan dapat pulang dari markas Napoli dengan catatan indah setelah unggul 2-0 sampai menit ke-49 pertandingan. Namun, pada sisa babak kedua Milan terlalu banyak ditekan oleh tuan rumah.

Lalu apa sisi positif yang Milanisti bisa harapkan pada sisa musim ini jika melihat pertandingan tersebut ?. Untuk memulainya, perlu digarisbawahi beberapa statistik penting, untuk memberikan pandangan yang lebih baik tentang di mana kedua tim berdiri. Dalam 6 musim terakhir Serie A, Napoli sudah selalu berada di atas Milan, setiap tahun selama 6 musim tersebut kualitas Napoli senantiasa meningkat lebih baik dibanding Milan, catatan perbedaan poin hingga 27 poin pada musim lalu adalah bukti yang memperlihatkan perbedaan kualitas keduanya. Selain itu, tim Napoli saat ini dipimpin oleh Carlo Ancelotti, walau saya pada awalnya cukup skeptis terhadap penunjukannya namun hasil 2 partai awal Napoli jelas memperlihatkan keskeptisan saya mulai keliru, kehadiran Ancelotti sudah berdampak dengan timbulnya mentalitas juara pada diri setiap pemain dalam tim.

Napoli merupakan tim yang sangat berbahaya di lapangan ketika era kepemimpinan Maurizio Sarri. Tim menguasai permainan dan menekan dengan sangat baik, permainannya seakan antitesis permainan tim-tim italy pada umumnya. Napoli di era kepemimpinan Carlo Ancelotti juga masih terlihat bagaimana pola permainan peninggalan Sarri masih dengan sangat mudah diperagakan para pemain Napoli itu sendiri.

Di atas segalanya, Napoli juga terlihat mulai memiliki mental juara yang lebih besar saat ini, dibuktikan dengan kemenangan di kedua pertandingan walau mereka harus menang setelah tertinggal lebih dahulu dari Lazio dan Milan.

Tentang pertandingannya itu sendiri Milan memulainya dengan sangat baik, bisa dilihat para pemain tahu persis apa yang harus dilakukan. Tim ini memainkan permainan yang dinamis, meskipun kehilangan pemain yang sangat berpengaruh di Winger kiri, Hakan Calhanoglu. Memulai permainan dari belakang dipertontonkan dengan sangat solid pada babak pertama, dan faktanya bahwa Napoli tidak menciptakan peluang mencetak gol sekalipun di awal babak tersebut, sementara dengan mudah dan elegan Milan membuka skor dari peluang nyata pertama mereka dalam pertandingan, dimulai dari Lucas Biglia dan Giacomo Bonaventura menyelesaikannya.

Gol kedua juga dihasilkan dari kombinasi cantik, dengan Biglia sekali lagi sebagai pengatur awal, dan Suso membuka ruang sebelum memberikan assist kepada Davide Calabria . Pada titik ini, setiap penggemar Milan terutama saya seakan tidak percaya bahwa Milan bisa mengungguli Napoli dengan margin 2 gol di San Paolo.

Tapi kemudian apa yang terjadi setelahnya ?, seluruh tim tertidur. Tidak ada lagi percobaan untuk memanfaatkan celah di pertahanan Napoli yang memang selalu riskan dalam menghadapi serangan balik cepat karena para pemainnya memang selalu naik sampai pertahanan tim lawan.

Kunci comeback Napoli itu adalah gol pertama mereka yang sangat cepat pada awal babak kedua, berasal dari kesalahpahaman antara Musacchio dan Biglia, membangun permainan dari kiper memang riskan akan kesalahan seperti ini. Dari sana, semuanya berubah dari buruk menjadi sangat buruk dan akhirnya menyebabkan kekalahan 3–2.

Milan Terlalu defensif ?. Banyak yang mengecam keras Gattuso bahkan menginginkannya dipecat saja saat ini juga karena memilih untuk “menidurkan tim" ketika Milan berada dalam keunggulan 2-0 di awal babak kedua. Semestinya ada pendekatan lain yang bisa diambil dibanding memberi Napoli keleluasaan untuk menyerang, bahkan sangat leluasa.

Mentalitas tim Milan yang ditunjukkan sangat buruk dan pelatih sendiri mengakui hal ini, bahkan secara khusus mengakui adalah kesalahannya dalam memilih pendekatan yang keliru di babak kedua.

Namun klaim bahwa Milan secara keseluruhan tidak memiliki rencana permainan yang jelas adalah juga tidak masuk akal menurut saya, kedua gol ke gawang Napoli adalah hasil pola permainan yang terencana, ini contoh yang jelas bahwa tim memang berlatih untuk itu dan terbukti dapat berhasil mencetak 2 gol di San Paolo. Mengenai pendekatan yang sangat defensif di babak kedua, itu memang terlalu berlebihan untuk mengharapkan kemenangan yang diinginkan.

Namun perlu juga dipahami bahwa pelatih memang harus menyesuaikan gaya bermain dengan masing-masing lawan dan memang jika pelatih mengharapkan hasil yang luar biasa melawan Napoli dengan memakai pendekatan yang ofensif di Stadion San Paolo, juga terlalu riskan. Seperti telah disebutkan, bencana di babak kedua bukanlah masalah kualitas. Kualitas sudah ada di sana, masalahnya adalah mentalitas, pendekatan dan kesiapan psikologis tim yang mulai runtuh segera setelah gol pertama. Ini adalah hal-hal yang dapat ditingkatkan sesegera mungkin, sementara jika ketiadaan kualitas dan rencana permainan, memang sulit untuk merubah, dan memerlukan waktu yang lebih lama.

Dalam pertandingan melawan tim yang lebih kecil dibandingkan Napoli, pentingnya peran Lucas Biglia dan terutama Gonzalo Higuain akan lebih terlihat jelas. Kedua pemain yang diharapkan akan menjadi pemimpin berbagi pengalaman dan mentalitas juara bagi sebagian besar Milan muda ini. Melawan Napoli, jelas bahwa taktik yang dimainkan Milan tidak tepat untuk striker Argentina itu, namun Higuain menunjukkan beberapa hal yang sangat menjanjikan dan menjelaskan kepada fans Milan bahwa dia lebih baik dibandingkan dengan Nikola Kalinic dan Andre Silva. Dalam pertandingan di mana Milan lebih mendominasi, baik ketika bermain sebagai tuan rumah atau melawan tim yang lebih kecil, Higuain akan menunjukkan betapa pentingnya dia sebenarnya dengan dibantu supply bola dari dua pemain kreatif pada diri Suso dan Hakan Calhanoglu dari kedua sisi sayap.

Sementara Biglia jelas terlihat sangat kerepotan dalam mengatur permainan melawan permainan menyerang seperti Napoli, meskipun dia berperan dalam kelahiran kedua gol Milan saat itu, karena menurut saya bisa dikatakan di Serie A tidak ada tim yang bermain terorganisir dan menyerang sebaik, seindah seperti cara Napoli bermain, ini berarti melawan tim selain Napoli akan lebih mudah bagi Biglia dan seluruh tim untuk bisa memainkan kreatifitas dalam membangun serangan.

Penggemar Milan juga bisa masih lebih optimis tentang musim ini karena tim sekarang telah sangat meningkat kedalamannya, ada lebih banyak pilihan di bangku cadangan untuk pelatih Gattuso seperti Diego Laxalt, Samu Castillejo dan Bakayoko.

Semua pemain yang disebutkan di atas akan dapat memberikan sesuatu yang baru kepada tim. Laxalt adalah bek sayap yang jauh lebih cepat dan bisa melewati lawan lebih baik dibandingkan dengan Rodriguez, Castillejo juga pemain yang sangat cepat selain mempunyai akurasi tendangan jarak jauh yang baik untuk ditawarkan sebagai alternatif Suso atau Hakan untuk posisi sayap saat ini, sementara Bakayoko akan meningkatkan kualitas fisik di lini tengah. Namun tidak seharusnya seorang Mattia Caldara dilupakan, bek muda yang datang dari Juventus musim panas ini, dengan berjalannya waktu dan adaptasi yang baik terhadap rencana permainan Gattuso, dia dapat menjadi kekuatan bertahan yang kuat bersama dengan kapten Alessio Romagnoli.

Apalagi, perlu diingat Milan juga masih menunggu kembalinya Andrea Conti walau masih terdapat pertanyaan apakah dia bisa kembali ke permainannya seperti sebelum cedera ?. Tetapi jika dia berhasil memulihkan diri dan kembali ke puncak permainannya, dia dapat menjadi bek sayap kanan yang mengesankan berkombinasi dengan Franck Kessie juga Suso.

Secara keseluruhan, penilaian negatif berlebihan yang diberikan kepada tim Milan dan munculnya desakan agar Gatusso segera diganti setelah kekalahan melawan Napoli di San Paolo menurut saya juga agak terlalu reaksioner.

Saya kurang sependapat dengan itu, berbagai alasan yang saya sebutkan di atas adalah mengapa saya masih sangat percaya pada Gatusso dan berkeyakinan Milan akan memiliki musim yang sukses tahun ini.

Tidak setuju ?, Ya tak mengapa ☺

Add a comment

Related posts:

Chocolate And Red Wine Are Still Bad For You

Everyone wants chocolate to be healthy. This is a universal truth. We sit and stare at the rich blocks of a bar of Cadbury’s and want nothing more than to sink our teeth into its sumptuous curves…

Houthis claim fresh drone strikes on Saudi airports

Houthi drones struck two Saudi airports on Monday, according to claims made on Twitter by the Iran-aligned group. Houthi military spokesman Yahya Sarea tweeted that the attacks on Monday morning had…

Seven Types of Products for Youthful Skin in Your Fifties

Today women in their fifties definitely don’t look like their mothers and grandmothers did. There has been a shift in attitudes and many fifty years olds have more youthful outlooks. I know because I…